Makalah Strategi Belajar Mengajar

 

STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perencanaan Pembelajaran

Dosen Pengampu: Yusuf Ridwan, S.Pd.I, M.Pd

 


Disusun oleh:

Windi Junianti

1920210119/ 030.14.6638.19

Semester IV C

 

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Yamisa Soreang

2020/ 2021


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, atas Rahmat, Petunjuk dan Karunia-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di Madrasah” tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasalam yang merupakan suri tauladan dalam segala aspek kehidupan, beserta keluarganya, sahabat, dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perencanaan Pembelajaran. Adapun dalam penyusunan makalah ini, penyusun telah mengusahakan semaksimal mungkin dan tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, penyusun tidak lupa menyampaikan banyak terimakasih kepada pihak yang terlibat dalam kelancaran penyusunan makalah ini. Terutama kepada penulis buku: Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di Madrasah, Bapak Dr. Agus Pahrudin, M.Pd, yang bukunya menjadi rujukan utama penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada beliau atas ilmunya.

Penyusun menyadari bahwa makalah yang sederhana ini jauh dari kesempurnaan. Karena itu, dengan segala kerendahan hati penyusun memohon kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, terutama Bapak Dosen selaku pembimbing mata kuliah ini. Penyusun juga berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi penyusun dan pembaca.

 

Bandung, 4 Maret 2021

     

                                                                                                                                                                                                                                                                            Penyusun

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.. i

DAFTAR ISI. ii

BAB I PENDAHULUAN.. 1

A.. Latar Belakang. 1

B.. Rumusan Masalah. 1

C.. Tujuan. 1

BAB II PEMBAHASAN.. 2

A.. Definisi Konsep dan Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar 2

B.. Variabel dalam Pembelajaran. 3

C.. Kaitan antara Strategi, Materi, dan Tujuan Pembelajaran. 4

D.. Strategi dan Model-model Pembelajaran. 5

E... Aplikasi Teknologi Informasi Terhadap Pola Pembelajaran PAI. 7

F... Beberapa Jenis Keterampilan Dasar Mengajar dan Tahapan Pembelajaran. 10

BAB III PENUTUP. 13

A.. Simpulan. 13

B.. Saran. 13

 

A.    Latar Belakang

Strategi adalah sebuah perencanaan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam segala kegiatan yang memiliki tujuan, strategi sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan kegiatan yang lancar dan tujuan yang terpenuhi. Begitu juga dalam kegiatan belajar mengajar, yang memiliki tujuan yang sangat penting dan berpengaruh besar pada berbagai aspek kehidupan. Untuk mencapai tujuan besar tersebut, tentunya strategi sangat dibutuhkan di dalamnya.

Mengingat begitu pentingnya strategi dalam kegiatan belajar mengajar, penyusun berusaha menyampaikan beberapa hal terkait strategi belajar mengajar di dalam makalah ini.

B.     Rumusan Masalah

1.      Apa definisi konsep dan klasifikasi strategi belajar mengajar?

2.      Apa saja variabel dalam pembelajaran?

3.      Apa kaitan antara strategi, materi, dan tujuan pembelajaran?

4.      Apa saja strategi dan model-model pembelajaran?

5.      Bagaimana aplikasi teknologi informasi terhadap pola pembelajaran PAI?

6.      Apa saja jenis keterampilan dasar mengajar dan tahapan pembelajaran?

C.    Tujuan

1.      Menjelaskan definisi konsep dan klasifikasi strategi belajar mengajar

2.      Menjelaskan variabel dalam pembelajaran

3.      Menjelaskan kaitan antara strategi, materi, dan tujuan pembelajaran

4.      Menjelaskan strategi dan model-model pembelajaran

5.      Menjelaskan aplikasi teknologi informasi terhadap pola pembelajaran PAI

6.      Menjelaskan jenis keterampilan dasar mengajar dan tahapan pembelajaran


A.    Definisi Konsep dan Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar

1.      Definisi Konsep Strategi Belajar Mengajar

Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dalam konteks belajar-mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan Guru-murid dalam perwujudan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (cf. Mansyur, 1995).

Belajar dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pemggunaan, dan penilaian terhadap atau mengenai sikap dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang terorganisasi.

Mengajar adalah upaya dalam memberikan perangsang (Stimulus), bimbingan, pengarahan, dan dorongan pada peserta belajar agar terjadi proses belajar. Dapat disimpulkan bahwa, mengajar adalah menyampaikan pengetahuan dari seseorang pada kelompok belajar, membimbing peserta didik untuk belajar, dan mengatur lingkungan agar terjadi proses pembelajaran yang baik.

Jadi, strategi belajar mengajar adalah suatu rencana yang berisi metode dan teknik (prosedur) yang menjamin siswa untuk mencapai tujuan.

2.      Klasifikasi Strategi Belajar Mengajar

Menurut Wiryawan dan Noorhadi, strategi belajar mengajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Berdasarkan bentuk pendekatannya, (2) Berdasarkan pengelompokkan siswa, (3) Berdasarkan kecepatan setiap siswa, (4) Pengelompokkan berdasarkan kemampuan, (5) Pengelompokkan berdasarkan persamaan minat, dan (6) Berdasarkan domain-domain tujuan.

B.     Variabel dalam Pembelajaran

Variable pokok dalam pembelajaran adalah kurikulum, guru/ pengajar, peserta belajar, dan pengajaran/ pembelajaran.

1.      Kurikulum

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Bab I Ketentuan Umum, pasal 1 ayat 19 yang berbunyi “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”

Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan. Adapun aspek-aspek dalam prosedur pengembangan kurikulum yang saling berhubunngan satu sama lain, adalah (a) ide kurikulum, (b) dokumen kurikulum (rencana tertulis), (c) pelaksanaan kurikulum (proses), dan (d) evaluasi (hasil belajar) dalam rangka perbaikan kurikulum tersebut. Kurikulum juga hendaknya disusun sesuai dengan kebutuhan dan latar sosial budaya kelompok peserta didik.

2.      Guru/ Pengajar

Guru/ pengajar menempati kedudukan sentral karena ia harus menterjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum, kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut pada peserta belajar melalui proses pengajaran/ pembelajaran.

Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan telah merumuskan kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dan mengelompokkannya atas tiga dimensi umum kemampuan, yaitu:

a.  Kemampuan professional, yang mencakup penguasaan materi pelajaran, penguasaan landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan, dan penguasaaan proses kependidikan, keguruan dan pembelajaran siswa.

b.  Kemampuan sosial, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan kerja dan lingkungan sekitar.

c.  Kemampuan personal, yang mencakup: penampilan sikap positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai guru dan situasi pendidikan; pemahaman, penghayatan, dan penampilan nilai-nilai yang seyogianya dimiliki guru; dan penampilan upaya untuk menjadikan dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para siswanya.

3.      Peserta Belajar

Peserta belajar yaitu berupa masukan mentah (Raw input) yang memiliki karakteristik internal (fisik, psikis dan fungsional) dan eksternal (lingkungan kehidupan peserta didik, seperti keadaan keluarga, teman bergaul, biaya, dan sarana belajar).

4.      Pengajaran/ Pembelajaran

Pengajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang lebih mengutamakan pada peranan pengajar untuk membantu peserta belajar agar aktif melakukan kegiatan belajar. Pengajar menggunakan berbagai strategi dan metode pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.

C.    Kaitan antara Strategi, Materi, dan Tujuan Pembelajaran

1.       Kaitan Antara Strategi dengan Tujuan Pembelajaran

Yaitu bahwa dalam memilih strategi pembelajaran, diusahakan mempertimbangkan tujuan atau dampak instruksional yang merupakan hasil langsung tindakan mengajar serta dampak pengiring, seperti pengetahuan, keterampilan sikap atau wawasan.

2.       Kaitan Antara Strategi dengan Materi Pembelajaran

Yaitu bahwa materi merupakan isi yang diberikan kepada peserta belajar pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. Jadi, materi pembelajaran adalah aspek yang tidak boleh tidak direncanakan dalam strategi pembelajaran.

Pada dasarnya, banyak hal materi yang perlu diberikan kepada siswa berkenaan dengan pengetahuan, keterampilan, dan nilai, namun tidak mungkin semuanya dijadikan sebagai isi pembelajaran. Oleh karena itu, perlu mengadakan pilihan-pilihan. Menurut Zais (1976), terdapat empat kriteria dalam melakukan pemilihan materi/ isi pembelajaran, yaitu:

a.       Materi/ isi pembelajaran memiliki tingkat kebermaknaan yang tinggi (significance)

b.      Materi/ isi pembelajaran bernilai guna bagi kehidupan (utility)

c.       Materi/ isi pembelajaran sesuai dengan minat siswa (interest)

d.   Materi/ isi pembelajaran harus sesuai dengan perkembangan individu (human development)

D.    Strategi dan Model-model Pembelajaran

1.       Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran ialah suatu pendekatan, prosedur, metode, model dan teknik yang digunakan dalam menyajikan bahan/ isi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Massialas (Sudjanna, 1990), berpendapat bahwa terdapat dua pendekatan, yaitu:

a. Pendekatan Ekspositori (berorientasi pada pendidik) yaitu suatu pendekatan yang menekankan penyampaian informasi oleh pengajar kepada peserta belajar, dari penyampaian informasi sampai pengambilan kesimpulan dari keseluruhan pembahasan. Pendekatan ini tepat digunakan jika jumlah peserta belajar relatif banyak dan jenis bahan belajar bersifat informative (perlu dipahami secara pasti).

b.      Pendekatan Inkuiri (berorientasi pada peserta belajar) yaitu pendekatan yang memberikan kesempatan kepada peserta belajar untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari permasalahan dengan menggunakan berbagai cara. Pengajar menyajikan bahan pembelajaran tidak sampai tuntas. Hasil belajar dengan cara ini akan lebih mudah diingat dan ditransfer oleh peserta belajar. Pendekatan ini dilakukan dengan cara penelaahan atau pencarian yang dilakukan peserta belajar terhadap suatu objek secara kritis dan analitis, yang kemudian diambil kesimpulan dari hasil informasi yang diperoleh. Pengajar hanya sebagai pembimbing/ fasilitator yang mengarahkan peserta dalam kegiatan pembelajaran secara efektif dan efisien.

2.      Model–model Pembelajaran

Merupakan bentuk kegiatan pembelajaran yang dikembangkan atas kelengkapan, dan pilihan karakteristik strategi pembelajaran. Ada beberapa model pembelajaran, yaitu:

a.       Model penyampaian informasi, banyak menekankan pada komunikasi antara pengajar dan peserta belajar. Model ini akan menghasilkan pemahaman yang sama di antara peserta belajar dan memperoleh informasi dari satu sumber.

b. Model Partisipatif, lebih banyak melibatkan peserta belajar dalam kegiatan pembelajarannya. Kedudukan pengajar perlu memberikan kesempatan dan melengkapi fasilitas untuk terjadinya belajar pada peserta didik. Model ini boleh digunakan jika peserta didik telah memiliki/ memahami konsep dasar, bahan kajian merupakan konsep lanjutan, jumlah peserta yang sesuai, waktu yang cukup dan tersedianya sarana belajar yang menunjang, serta adanya standar untuk menetapkan peserta telah mencapai tujuan.

c.       Model Tutorial, ditujukan pada penyelenggaraan kegiatan pembelajaran secara langsung dan individual antara pengajar dan peserta belajar. Artinya, pengajar mengelola kegiatan pembelajaran yang diikuti seorang peserta belajar. Dampaknya adalah menghasilkan peserta belajar yang memiliki kemampuan yang tepat dan tinggi.

d.      Model Kelompok Belajar, diselenggarakan dalam jumlah peserta lebih dari satu orang dan membagi peserta dalam beberapa kelompok. Pengajar harus mampu mengelola kegiatan pembelajaran, pembagian tugas, pengecekan kemampuan peserta, dan menetralisir peserta yang kurang mampu memiliki perhatian belajar.

e.       Model Paket Belajar, ditujukan pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan sejumlah buku paket yang sesuai dengan bahan belajar. Peserta belajar dapat belajar secara langsung dari paket yang sudah disediakan, penggunaan tempat dan waktu belajar tidak terbatas tergantung kesempatan dan kemampuan peserta untuk mempelajari bahan yang disajikan dalam paket. Pengajar hendaknya dapat memberikan bimbingan dan pemecahan masalah terhadap kesulitan yang dihadapi peserta.

f.       Model Belajar Melalui Media, ditujukan pada kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media (barang, alat, benda dan manusia) sebagai sumber belajar.

3.      Model Komunikasi dalam Pembelajaran

Komunikasi merupakan prinsip dalam pembelajaran yang berkaitan dengan interaksi yang dijalin oleh pengajar dan peserta belajar dalam memproses pembelajaran.

a.       Model komunikasi Linear (komunikasi satu arah)

b.  Model Komunikasi Cybernetics, bercirikan hubungan relational dan interaktif, yaitu melibatkan peran aktif antara pengajar dan peserta belaja, namun masih lebih dominan pengajar

c.       Model Komunikasi Konvergen, terjadinya komunikasi yang berlagsung secara multi arah di antara penerima menuju minat yang dipahami bersama. Komunikasi berlangsung dinamis dan berkembang ke arah pemahaman kolektif dan berkesinambungan.

E.     Aplikasi Teknologi Informasi Terhadap Pola Pembelajaran PAI

Penggunaan teknologi informasi (seperti media cetak, audio, audio visual, komputer, dan lain-lain) sebagai sumber belajar, diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang mampu bersaing secara global.

1.      Pengaruh Teknologi Terhadap Pola Pembelajaran

Pengaruh mendasar teknologi pembelajaran terletak pada pengembangan pola pembelajaran, pengambilan keputusan pembelajaran, serta tumbuhnya berbagai sumber belajar (learning resource). Teknologi pembelajaran didefinisikan suatu bidang yang berkepentingan dengan kegiatan belajar yang secara sistematis mengidentifikasikan, mengembangkan, mengorganisasikan serta menggunakan segala macam sumber belajar termasuk pengelolaan dari proses kegiatan.

Dari paparan tersebut terlihat bahwa upaya pemecahan masalah pendidikan melalui teknologi pendidikan adalah dengan mendayagunakan sumber-sumber belajar yang dirancang, dimanfaatkan dan dikelola untuk tujuan belajar. Adapun sumber belajar yang dimaksud meliputi pesan (message), orang (people), bahan (materials/ software), alat (devices/ hardware), teknik (technique), dan lingkungan (setting). Pepaduan dari keenam sumber belajar inilah yang disebut media pembelajaran. Jadi, pengaruh teknologi terhadap pola pembelajaran adalah adanya media pembelajaran.

Media pembelajaran bukan hanya sekedar alat bantu belaka, melainkan sebagai media penyalur pesan pendidikan dalam bentuk audio atau visual dan pemberi dari pemberi ke penerima pesan. Oleh karena itu, sebagai penyalur pesan, media pembelajaran harus mampu mewakili pendidik/ guru menyampaikan informasi secara lebih teliti, jelas dan menarik.

Sejalan dengan perkembangan teknoloogi informasi, maka guru tidak hanya terbatas perannya sebagai pengajar dalam arti penyampai pengetahuan, akan tetapi lebih memposisikan diri sebagai perancang pengajara, pengevaluasi hasil belajar dan sebagai direktur belajar (Gagne, 1985).

2.      Penerapan Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran

Penerapan teknologi informasi dalam pembelajaran, yang pertama adalah dikembangkannya paket belajar personal interaktif, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan software pendidikan seperti Computer Assisted Instructional (CAI) atau Computer Based Training (CBT). Jadi, informasi atau materi ajar dikemas dalam bentuk software.

Kedua, penggunaan jaringan internet. Ada beberapa paradigma pendidikan melalui internet, salah satunya adalah sistem “dot.com educational system” (Kardiawarman, 2000). Paradigm ini dapat mengintegrasikan beberapa sistem seperti (1) Paradigm Virtual Teacher Resources, yang dapat mengatasi terbatasnya jumlah guru yang berkualitas karena adanya peranan guru maya, (2) Virtual School System, yang dapat membuka peluang menyelenggarakan pendidikan yang tidak memerlukan ruang dan waktu, daya tamping siswa tak terbatas, dan siswa dapat belajar kapan dan dimana saja, (3) Cyber Educational Resources System atau dot com learning resources system, yang membantu akses terhadap artikel atau jurnal elektronik yang tersedia secara bebas dan gratis dalam internet.

Dengan memanfaatkan teknologi internet adanya suatu sistem pendidikan/ pembelajaran jarak jauh (distance education / learning). Salah satunya dikenal dengan istilah e-learning. Melalui media ini proses belajar dapat dilakukan secara on-line atau di-down-load. Untuk keperluan off-line, peserta didik dapar mengakses kapan saja dibutuhkan dan sesering mungkin, tidak terbatas pada jam belajar dan tidak tergantung pada tempat. Fungsi lainnya adalah digunakan e-mail atau grup diskusi yang dapat memungkinkan peserta didik saling berinteraksi dan mengirimkan naskah secara elektronik.

Ketiga, adanya materi ajar yang dapat diakses dan diambil oleh peserta didik.

Bachari (2001) menyatakan, bahwa pemanfaatan teknologi informasi dalam konteks pembelajaran pada dasarnya dapat berupa (1) media proses belajar mengajar jarak jauh, (2) media pembelajaran mandiri, (3) alat uji kemahiran, (4) media promosi lembaga penyelenggara pendidikan, (5) media penyedia bahan ajar, dan (6) sarana komunikasi profesional bagi para pengajar (guru).

3.      Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam Pembelajaran PAI

Adapun pemanfaatan teknologi informasi untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dapat dikelompokkan ke dalam tiga fungsi, yaitu

a.       Media pembelajaran mandiri/klasikal, antara lain pemutaran film dan CD interaktif.

b.      Teknologi informasi yang dimanfaatkan untuk alat bantu pembelajaran yaitu, pemanfaatan software (komputer) untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

c.    Teknologi informasi yang terkait sebagai sumber belajar (learning resources) dalam bentuk internet dengan segala komponennya.

Peluang diterapkannya pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan menggunakan Teknologi Informasi, antara lain: Pertama, mayoritas sekolah dan madrasah di Indonesia telah memiliki perangkat komputer. Kedua, dengan perangkat komputer pesan-pesan/materi pelajaran PAI dapat dipelajari, dipahami, didiskusikan oleh guru, kelompok guru dan siswa secara mandiri dalam waktu dan tempat yang tidak terbatas. Ketiga, bahan ajar yang telah dikemas pada software tertentu akan mudah didistribusikan keseluruh peserta belajar.

F.     Beberapa Jenis Keterampilan Dasar Mengajar dan Tahapan Pembelajaran

Berikut ini dikemukakan beberapa jenis keterampilan dasar mengajar dengan tujuan agar para peserta belajar dapat memahami dan trampil mempraktekkannya. Di samping itu pula dikemukakan tentang tahapan pembelajaran, dengan tujuan agar peserta belajar dapat memahami tentang tahapan yang harus ditempuh dalam kegiatan pembelajaran.

1.      Beberapa Jenis Keterampilan Dasar Mengajar

a.       Keterampilan Menjelaskan

Menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh peserta belajar. Dalam keterampilan menjelaskan, terdapat dua komponen, yang pertama adalah komponen merencanakan penjelasan, yang mencakup isi pesan (pokok-pokok) yang disusun secara sistematis disertai dengan contoh-contoh dan hal-hal yang berkaitan dengan karakteristik peserta belajar. Yang kedua adalah komponen menyajika penjelasan, yang mencakup kejelasan yang dapat dicapai dengan berbagai cara, penggunaan contoh dan ilustrasi, pemberian tekanan pada bagian-bagian penting, dan balikan tentang penjelasan yang disajikan dengan bertanya atau melihat mimik peserta.

b.      Keterampilan dasar bertanya

Dalam kegiatan pebelajaran, pertanyaan yang tersusun baik dengan pelontaran yang tepat, akan meningkatkan partisipasi peserta belajar, membangkitkan minat dan rasa ingin tahu mereka, mengembangkan pola berpikir dan cara belajar aktif, menuntun proses belajar, dan memusatkan perhatian peserta didik.

Adapun faktor yang perlu diperhatikan pada saat bertanya, adalah kejelasan dan kaitan pertanyaan, kecepatan dan selang waktu, serta pembagian dan penunjukkan. Sedangkan teknik yang dapat dilakukan, adalah seperti teknik menunggu, teknik reinforcement, dan teknik menuntun dan menggali.

c.       Keterampilan Memberikan Penguatan

Keterampilan memberikan penguatan yaitu keterampilan memberikan dorongan pada peserta belajar untuk meningkatkan penampilannya, serta dapat meningkatkan perhatian. Penguatan dapat diberikan dalam bentuk verbal (berupa kalimat pujian) maupun non-verbal (gerakan, mimik wajah, sentuhan dan kegiatan menyenangkan).

d.      Keterampilan Mengadakan Variasi

Variasi dalam kegiatan pembelajaran adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para peserta belajar, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi tiga kegiatan, yaitu variasi dalam gaya mengajar (variasi suara, memusatkan perhatian, membuat kesenyapan sejenak, mengadakan kontak mata, variasi gerakan badan dan mimik, serta mengubah posisi), variasi dalam penggunaan media dan bahan pelajaran (yang dapat dilihat, didengar dan diraba), variasi dalam pola interaksi (klasikal, kelompok dan perorangan) dan kegiatan (mendengarkan informasi, menelaah materi, diskusi, latihan dan demonstrasi).

e.       Keterampilan Mengelola Kelas

Pengelolaan kelas dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi peserta belajar, sehingga tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Adapun prinsip pengelolaan kelas adalah hangat dan antusias, tantangan, bervariasi, keluwesan, penekanan pada hal-hal yang positif dan penanaman disiplin diri.

f.       Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran

Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan pengajar untuk menciptakan pra-kondisi sehingga perhatian serta sikap mental peserta belajar dapat dikondisikan atau siap serta terlibat pada kegiatan yang akan dilakukan. Menutup pelajaran ialah usaha atau kegiatan pengajar untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan cara: merangkum atau membuat kesimpulan, sehingga peserta belajar memperoleh gambaran yang jelas tentang makna dari pokok pembahasan.

2.      Tahapan Pembelajaran

Secara umum dalam kegiatan pembelajaran terdapat tiga tahapan pokok yang harus ditempuh, yaitu (a) tahapan pra-instruksional (pembelajaran), yaitu tahapan pada saat memulai pembelajaran yang dapat dilakukan dengan menanyakan kehadiran peserta belajar, bertanya mengenai materi yang sudah dibahas, mengajukan pertanyaan, memberi kesempatan peserta belajar bertanya, mengulang secara garis besar materi yang sudah dipelajari, (b) tahap instruksional, yaitu memberikan bahan pelajaran yang telah dirancang sebelumnya, dapat dilakukan dengan menjelaskan tentang tujuan pengajaran yang harus dicapai peserta belajar, menuliskan/ menyampaikan pokok materi yang akan dibahas, membahas pokok materi bisa dengan menggunakan alat bantu, dan menyimpulkan hasil pembahasan, dan (c) tahap evaluasi dan tindak lanjut, adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahap instruksional, dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan, mengulang kembali materi apabila pemahaman peserta masih di bawah standar ketuntasan belajar, memberikan tugas/ PR, dan memberitahukan materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya.

 

A.    Simpulan

Dari penjelasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa strategi belajar mengajar adalah suatu rencana yang berisi metode dan teknik (prosedur) yang menjamin siswa untuk mencapai tujuan. Variable pokok dalam pembelajaran adalah kurikulum, guru/ pengajar, peserta belajar, dan pengajaran/ pembelajaran.

Guru/ pengajar menempati kedudukan sentral karena ia harus menterjemahkan dan menjabarkan nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum, kemudian mentransformasikan nilai-nilai tersebut pada peserta belajar melalui proses pengajaran/ pembelajaran. Guru harus dapat membuat strategi belajar yang baik agar kegiatan belajar menjadi efektif dan efisien. Guru juga harus memiliki beberapa keterampilan dasar mengajar, seperti keterampilan menjelaskan, bertanya, memberikan penguatan, mengadakan variasi, mengelola kelas, membuka dan menutup kelas.

Secara umum, pada strategi belajar mengajar, terdapat dua pendekatan, yang pertama pendekatan yang berorientasi pada guru, dan yang kedua adalah pendekatan yang berorientasi pada siswa. Adapun model-model pembelajaran, seperti model penyampaian informasi,  partisipatif, tutorial, kelompok belajar, paket belajar, dan belajar melalui media.

B.     Saran

Memiliki profesi guru, sebaiknya sudah paham, bahwa peranan guru bukan hanya mengajar tapi juga mendidik. Bukan hanya focus mentransfer ilmu pengetahuan dan keterampilan, tapi juga mampu mentrasfer dan menjadi contoh yang baik untuk nilai-nilai moral. Bukan hanya mengharapkan siswa yang unggul dalam kecerdasan dan keterampilan materiil saja, tapi juga mengharapkan siswa yang cerdas dalam berakhlak baik.

Wallahu ‘alam bishawab


DAFTAR PUSTAKA

Pahrudin, Agus. 2017. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Agama Islam di Madrasah. Bandar lampung: Pusaka Media, Anggota IKAPI

Komentar